Nama :SUWATNO
NIM :011.47.54
BLOG
:suwatno91.blogspot.com
ISTRIKU
TERCINTA
Malam hari ini
sangatlah dingin. Dinginnya tidak biasa karena disertai angin yang bertiup
kencang dari arah barat daya laut . Aku merasa sangat lelah dan letih setelah
bekerja keras di kantor.Ketika itu tersa amat malam mungkin kira – kira pukul
23.00 malam. Pekarangan rumah sangatlah sepi . Hanya terdengar burung – burung
hantu yang bersiul mengeluarkan suara yang mengerikan.Aku memarkir motor di
depan pagar rumah lalu memencet bel.Beberapa saat keluar seseorang wanita
dewasa memakai piama putih berkerudung putih membuka kunci pintu.
Ternyata dai adalah
anak perempuanku. Dia membukakan pintu rumah dan mempersilahkanku masuk.ku
melangkah perlahan lahan kearah tempat duduk. Lalu aku membuka sepatu .
“Ibu dah minm obat,
Lis.”Aku bertanya kepada anakku Lisna.
“Tadi udah makan
sedikit ters aku aksih minum ,Pak”. Jawab Lisna.
“Ohh.. tapi uadah
mendingan belom?” Aku bertanya.
“Kayaknya udah kok
soalnya tadi Lisna lihat panasnya dah turun.”jawab Lisna.
Sudah dua hari istriku
sakit. Kami sudah membawanya ke dokter dan alhasil istriku divonis menderita
demam biasa. Lisna mengamblkanku teh hangat
dan meletakkannya di meja makan.Lalu aku bergegas bangun dan meminum the
hangat tersebut . Lalu kugantung jaket di lemari luar kamar. Ku membuka pintu
kamr perlahan – lahan. Tampak istriku yang berbaring di kasur masih tertidur
lelap.Aku mencba menyentuh kening istriku. Aku merasakan panas badannya mulai
menurun.
Didalam hati aku
mngucap syukur kepada Allah karena kondisi istri yang membaik. Aku sempat
khawatir atas kondisi istriku yang tidak menyenangkan 2 hari yang lalu.
Tubuhnya menggigil ,panas badannya naik drastic membuatku cemas.Malam itu
kondisiku sangat lelah . Mataku mulai sayup – sayup.Lalu aku mengambil karpet disamping
rak dan merentangkannya dibawah tempat tidur.
Aku mulai menutup mata
perlahan – lahan. Badanku terasa sedingin es. Aku merasa tidak sedang ada di
kamar sendiri.Aku terbaring disebuah ruangan dengan tembok putih diatas lantai
putih bersih .Aku sontak terbangun terbelalak melihat kondisi ruangan yang
bhukan seperti kamar ku. Di pojok
ruangan terdapat rak yang diatasanya terdapat bermacam – macam alat
kedokteran seperti jarum suntik, tester, wadah , tabuing elemeyyer, alat
pemompa darah, alat kejang dsb.
Aroma ruangan tersebuat
tercium tidak asing . Baunya mirip seperti aroma di rumah sakit.aku mencoba
melihat sekeliling ruangan ternyata dibelakangku terdapat kasur seperti kasur
di rumah sakit. Kasur empuk dengan seprai putih dingin. Nampak sesosok
seseorang yang juga sdang berbaring diatas kasur itu. Aku mendekati sedikit
demi sedikit. Aku lihat wajah seseorang yang terbaring di atas kasur itu
Dan ternyata terlihat
jelas wajah istriku yang terbaring diatas kasur itu.Dia masih menutup matanya .
Aku mencoba memegang tangannya. Aku mencoba membangunkannya .
“Istriku …. Istriku !
“Istriku.! Bangun
istriku!”
Namun istriku tak
kunjung bangun dari tidurnya . Aku terus
mencoba dan mencoba membangunkannya.
Beberapa menit kemudian
terdengar suara gemuruh dari luar ruangan itu.Seperti suara beberapa orang
tengah tergesa – gesa menuju kamar ini. Pintu terbuka. Seorang dokter dengan
kumis lebat dan memiliki model rambut mirip elvis preslay bergegas mndekati aku
dan istriku. Dibelakangnya ada seorang suster yang mendorong meja beroda
diatsanya Nampak kotak obat dengan alat – alat
kedokteran lainya.
Dan yanhg mebuatku
kaget dibelakang suster nampak LIisna dengan wajah penuh kesedihan dan harapan
menanti.-Sang dokter memeriksa denyut jantung istriku dengan allat deteksi aku
mencoba berkomunikasi dengannya .
“Dok apa yang terjadi
dengan istriku dok?”
Tetapi anehnya sang
dokter seakan acuh tak acuh dan tidak
mau mendengarkan suaraku sama sekali . Berkali – kali aku mencoba berkata
kepadanya, dokter itu malah menyuruh suster untuk mengambilkan alat kejang
jantung .Begtu juga suster dan Lisna seolah – olah mereka tak merasakan sama
sekali keberadaanku.
Aku semakin cemas
dengan keadaan istriku. Aku melihat sang dokter berusaha keras mengobati istriku.
Aku coba melihat ke alat deteksi getaran jantung. Nampak garis itu semakin
lurus pertanda jantungnya semakin melemah.Aku juga melihat Lisna semakin cemas
dan hanya menangis . Dan akhirnya sang dokter menghentikan usahanya untuk
menjalankan jantung berdetak.
“Maaf mbak ibu tidak
bias kami selamatkan , tabah ya mbak”. Kata dokter itu kepada Lisna.
Mendengar itu Lisna
semakin mengangis dan aku pun juga menangis dan sangat kaget disertai rasa
tidak percaya akan kejadian ini.Aku pun terbangun . Aku sadar itu hanya mimpi.
Aku melihat sang istri yang sedang tertidur . Aku memegang tangannya sa mbil
berkata.
“ Ya Allah lindungilah
istriku yan tercinta”