Rabu, 12 November 2014


Nama          :SUWATNO
NIM  :011.47.54
BLOG :suwatno91.blogspot.com
ISTRIKU TERCINTA
Malam hari ini sangatlah dingin. Dinginnya tidak biasa karena disertai angin yang bertiup kencang dari arah barat daya laut . Aku merasa sangat lelah dan letih setelah bekerja keras di kantor.Ketika itu tersa amat malam mungkin kira – kira pukul 23.00 malam. Pekarangan rumah sangatlah sepi . Hanya terdengar burung – burung hantu yang bersiul mengeluarkan suara yang mengerikan.Aku memarkir motor di depan pagar rumah lalu memencet bel.Beberapa saat keluar seseorang wanita dewasa memakai piama putih berkerudung putih membuka kunci pintu.
Ternyata dai adalah anak perempuanku. Dia membukakan pintu rumah dan mempersilahkanku masuk.ku melangkah perlahan lahan kearah tempat duduk. Lalu aku membuka sepatu .
“Ibu dah minm obat, Lis.”Aku bertanya kepada anakku Lisna.
“Tadi udah makan sedikit ters aku aksih minum ,Pak”. Jawab Lisna.
“Ohh.. tapi uadah mendingan belom?” Aku bertanya.
“Kayaknya udah kok soalnya tadi Lisna lihat panasnya dah turun.”jawab Lisna.
Sudah dua hari istriku sakit. Kami sudah membawanya ke dokter dan alhasil istriku divonis menderita demam biasa. Lisna mengamblkanku teh hangat  dan meletakkannya di meja makan.Lalu aku bergegas bangun dan meminum the hangat tersebut . Lalu kugantung jaket di lemari luar kamar. Ku membuka pintu kamr perlahan – lahan. Tampak istriku yang berbaring di kasur masih tertidur lelap.Aku mencba menyentuh kening istriku. Aku merasakan panas badannya mulai menurun.
Didalam hati aku mngucap syukur kepada Allah karena kondisi istri yang membaik. Aku sempat khawatir atas kondisi istriku yang tidak menyenangkan 2 hari yang lalu. Tubuhnya menggigil ,panas badannya naik drastic membuatku cemas.Malam itu kondisiku sangat lelah . Mataku mulai sayup – sayup.Lalu aku mengambil karpet disamping rak dan merentangkannya dibawah tempat tidur.
Aku mulai menutup mata perlahan – lahan. Badanku terasa sedingin es. Aku merasa tidak sedang ada di kamar sendiri.Aku terbaring disebuah ruangan dengan tembok putih diatas lantai putih bersih .Aku sontak terbangun terbelalak melihat kondisi ruangan yang bhukan seperti kamar ku. Di pojok  ruangan terdapat rak yang diatasanya terdapat bermacam – macam alat kedokteran seperti jarum suntik, tester, wadah , tabuing elemeyyer, alat pemompa darah, alat kejang dsb.
Aroma ruangan tersebuat tercium tidak asing . Baunya mirip seperti aroma di rumah sakit.aku mencoba melihat sekeliling ruangan ternyata dibelakangku terdapat kasur seperti kasur di rumah sakit. Kasur empuk dengan seprai putih dingin. Nampak sesosok seseorang yang juga sdang berbaring diatas kasur itu. Aku mendekati sedikit demi sedikit. Aku lihat wajah seseorang yang terbaring di atas kasur itu
Dan ternyata terlihat jelas wajah istriku yang terbaring diatas kasur itu.Dia masih menutup matanya . Aku mencoba memegang tangannya. Aku mencoba membangunkannya .
“Istriku …. Istriku !
“Istriku.! Bangun istriku!”
Namun istriku tak kunjung bangun dari tidurnya .  Aku terus mencoba dan mencoba membangunkannya.
Beberapa menit kemudian terdengar suara gemuruh dari luar ruangan itu.Seperti suara beberapa orang tengah tergesa – gesa menuju kamar ini. Pintu terbuka. Seorang dokter dengan kumis lebat dan memiliki model rambut mirip elvis preslay bergegas mndekati aku dan istriku. Dibelakangnya ada seorang suster yang mendorong meja beroda diatsanya Nampak kotak obat dengan alat – alat  kedokteran lainya.
Dan yanhg mebuatku kaget dibelakang suster nampak LIisna dengan wajah penuh kesedihan dan harapan menanti.-Sang dokter memeriksa denyut jantung istriku dengan allat deteksi aku mencoba berkomunikasi dengannya .
“Dok apa yang terjadi dengan istriku dok?”
Tetapi anehnya sang dokter seakan acuh tak acuh dan  tidak mau mendengarkan suaraku sama sekali . Berkali – kali aku mencoba berkata kepadanya, dokter itu malah menyuruh suster untuk mengambilkan alat kejang jantung .Begtu juga suster dan Lisna seolah – olah mereka tak merasakan sama sekali keberadaanku.
Aku semakin cemas dengan keadaan istriku. Aku melihat sang dokter berusaha keras mengobati istriku. Aku coba melihat ke alat deteksi getaran jantung. Nampak garis itu semakin lurus pertanda jantungnya semakin melemah.Aku juga melihat Lisna semakin cemas dan hanya menangis . Dan akhirnya sang dokter menghentikan usahanya untuk menjalankan jantung berdetak.
“Maaf mbak ibu tidak bias kami selamatkan , tabah ya mbak”. Kata dokter itu kepada Lisna.
Mendengar itu Lisna semakin mengangis dan aku pun juga menangis dan sangat kaget disertai rasa tidak percaya akan kejadian ini.Aku pun terbangun . Aku sadar itu hanya mimpi. Aku melihat sang istri yang sedang tertidur . Aku memegang tangannya sa mbil berkata.
“ Ya Allah lindungilah istriku yan tercinta”